Rabu, 30 Oktober 2013

Teknologi BPPT untuk Antisipasi Banjir Jakarta

JAKARTA - Musim penghujan mulai dirasakan disebagian wilayah Indonesia. Jakarta yang menjadi salah satu kota langganan banjir, bersiap menghadapi tamu tak diundang itu. Nah, untuk mengantisipasi itu,  salah satunya dengan memanfaatkan alat pemindah hujan buatan yang dimiliki Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). 

Langkah ini merupakan bagian dari Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Adapun pengertian dari TMC itu sendiri adalah serangkaian upaya manusia melakukan sejumlah intervensi terhadap proses yang terjadi di dalam awan atau lingkungan sekitarnya.

Kepala Bidang Pengkajian Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan (BPPT), Tri Handoko Seto menjelaskan bahwa teknologi ini efektif untuk mengurangi risiko terjadinya banjir besar di wilayah Jabodetabek.

Pertama, awan-awan yang berpotensi menghasilkan hujan akan dihujankan terlebih dahulu sebelum memasuki wilayah Jabodetabek menggunakan pesawat. Kedua, awan yang sudah ada di atas wilayah Jabodetabek, yang ‘dimandulkan’ terlebih dahulu. Sehingga, pertumbuhan untuk menghasilkan hujannya lama dan kita dorong awan itu ke luar Jakarta.

 “Alat yang digunakan untuk ‘memandulkan’ partikel-partikel dalam awan tersebut dinamakan sebagai Ground Base Generator (GBG). Sesuai dengan titelnya, alat itu diletakkan di atas lahan tanah,” jelas Seto kepada indokasino, Selasa (29/10/2013).

“Saat ini, kami sudah memasang GBG permanen di lima titik kawasan puncak. Selanjutnya, kami akan menyebar luaskan GBG di 25 titik lainnya sepanjang jalur selatan ke utara jika sudah mendekati masa-masa penghujan yaitu sekitar Desember 2013-Maret 2014,” lanjut Seto.

Diakuinya, ide tentang alat pemindah hujan sebenarnya sudah ada sejak lama. Namun, baru benar-benar terealisasi pada saat pesta olahraga SEA GAMES di Palembang 2011. Nah, keberhasilan menjadi ‘pawang hujan’ pada gelaran SEA GAMES itu lah menjadi pembangkit kepercayaan diri BPPT untuk menerapkannya di Jabodetabek.

Meski saat ini alat pemindah hujan itu belum diaktifkan, namun BPPT dan Pemda DKI Jakarta telah sepakat menyisihkan anggaran sebesar RP28 miliar untuk melindungi Jabodetabek dari curahan hujan berlebih yang berpotensi membawa banjir besar.