Jumat, 04 Januari 2013

INFORMASI SOFTWARE

Israel Latih Remaja Kembangkan "Iron Dome" di Ranah Digital

Jakarta : Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara resmi membuka sebuah program nasional untuk melatih remaja dalam menghadapi perang dunia cyber. Netanyahu mengungkapkan rencana pembuatan sistem perlindungan cyber, yang disebut "Digital Iron Dome". Ini dilakukan guna melindungi infrastruktur vital dari serangan hacker dan virus pada bulan Oktober lalu.

Sebagai informasi, Iron Dome sendiri merupakan sistem pertahanan yang dimiliki Israel, berupa kubah yang mampu menahan dan meledakkan rudal-rudal yang ditembakkan ke wilayah Israel. Dengan demikian, "Digital Iron Dome" pun diharapkan bisa memberikan perlindungan yang serupa di ranah digital.

Netanyahu berharap adanya pelatihan ini dapat membantu Israel untuk menciptakan sebuah generasi yang siap menghadapi serangan serupa yang lebih modern.

Program baru tersebut dikabarkan akan menerima murid luar biasa yang berusia antara 16-18 tahun. Mereka akan dilatih untuk mengenali dan menggagalkan berbagai serangan berbahaya di ranah digital melalui kursus selama tiga tahun.

Pada acara pembukaan program tersebut, Netanyahu mengatakan bahwa kursus tersebut "dapat menumbukan generasi penangkal masa depan negara,” yang bisa mendeteksi berbagai serangan yang diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu.

Sebagaimana dilansir dari The Verge yang Liputan6.com kutip Jumat (4/1/2013), saat ini sistem pertahanan penting Israel sedang berada di bawah ancaman dari serangan Iran dan elemen lainnya.

Keinginan Israel untuk meningkatkan keamanan digital juga dilakukan oleh pemerintahan negara lain di seluruh dunia, termasuk juga Amerika Serikat dan Cina. Meskipun rancangan Undang-Undang Pertahanan Cyber atau US Cybersecurity Act of 2012 telah digagalkan oleh Senat AS, tapi Gedung Putih telah merancang suatu praktik terbaik bagi bisnis dan pemerintahan untuk melindungi diri terhadap serangan cyber.

Sedangkan Cina memiliki pasukan khusus untuk menjaga dari serangan cyber. Mengutip TIME, pasukan itu memiliki nama "Online Blue Army", yang bermarkas di bagian selatan kawasan militer Cina di Guangzhou. Anggaran untuk pasukan khusus ini pun tak sedikit, yaitu 10 juta yuan atau sekitar US$1.54 juta.