Kamis, 24 Juli 2014

MU Menguji Keampuhan Formasi 3-5-2 Milik Van Gaal


Manchester United tampil dengan formasi baru pada pertandingan pertamanya di era Louis van Gaal. 'Setan Merah' kini harus membiasakan diri bermain dengan formasi andalan Van Gaal, 3-5-2.

Formasi 3-5-2 itu terlihat ketika MU berhadapan dengan Los Angeles Galaxy pada laga ujicoba pramusim di Rose Bowl Arena, Kamis (24/7/2014) pagi WIB. 

Pada awal pertandingan, Van Gaal memasang Phil Jones, Chris Smalling, dan Jonny Evans sebagai tiga pemain belakang yang berdiri sejajar. Di tengah ada Darren Fletcher, Ander Herrera, dan Juan Mata. 

Antonio Valencia tampil sebagai bek sayap kanan dan Luke Shaw menjadi bek sayap kiri. Di lini depan, Wayne Rooney berpasangan dengan Danny Welbeck.

Kendati belum lama dilatih Van Gaal, pemain-pemain MU terlihat cukup fasih memainkan formasi barunya. Serangan-serangan mereka mengalir dengan cukup lancar dan hasilnya mereka menang telak 7-0 atas Galaxy. Danny Welbeck mencetak gol pembuka, sementara Wayne Rooney, Reece James, dan Ashley Young masing-masing mengemas dua gol.

"Ketika saya melihat tim saya memainkan sebuah sistem baru, akan lebih baik kalau menang 7-0 daripada kalah karena para pemain akan meragukan sistemnya. Tapi sekarang saya tak punya masalah itu," ujar Van Gaal di situs resmi MU.

"Ketika Anda ingin mengubah sistem, Anda harus melakukannya secara sekaligus. Kami tak punya waktu untuk mempersiapkan hal-hal lainnya," jelasnya.

Meski 3-5-2 adalah formasi andalannya, Van Gaal tak menutup kemungkinan memakai formasi lainnya.

"Sistem lain yang bisa mereka mainkan adalah 4-3-3 dan mereka telah memainkannya selama bertahun-tahun. Saya bisa mengubahnya kalau formasi ini tak bekerja. Dengan kualitas pemain yang kami miliki, saya bisa memakai formasi 4-3-3 dengan tiga penyerang di bangku cadangan. Tapi, saya ingin bermain dengan dua penyerang," bebernya.

"Kami punya empat pemain yang bisa mengisi posisi nomor 10, sehingga pemilihan pemain tak seimbang di mata saya. Saya telah memutuskan untuk memainkan sistem ini karena kualitas para pemain. Namun, kalau kami kalah, saya bisa mengembalikannya ke sistem lain," kata mantan pelatih timnas Belanda ini.